RESUME
“
Penentuan Parameter
Kinetika Proses Biodegradasi Anaerob Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit”
Pada
industry pabrik kelapa sawit , minyak dan lemak merupakan komponen pencemar
utama. Dalam usaha biodegradasi limbah minyak dan lemak berlangsung lintasan
yang menggunakan bakteri anaerob sebagai biodegradator. Proses biodegradasi
yang melibatkan bakteri anaerob tersebut melalui 4 proses yakni: proses
hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis dan metanogenesis.
Menurut
Ahmad (2001), terdapat suatu model kinematika yang disusun berdasarkan proses
biodegradasi pada tahap hidrolisis dan pembentukan gas metan. Model ini
berdasarkan asumsi adanya aktivitas dari distribusi mikrobia. Menurut Shieh
(1985), proses biodegradasi anaerob tanpa melibatkan proses hidrolisis dapat
terjadi, dan hal ini digunakan untuk menentukan parameter kinematika .
Parameter kinematika sangat penting untuk menentukan waktu konstanta laju
pertumbuhan mikrobia maksimum untuk menentukan waktu tinggal biomassa minimum.
Waktu tinggal biomassa minimum merupakan titik kritis pengoperasian bioreaktor
dalam pengolahan limbah industri kelapa sawit. Sistem bioreaktor yang dipilih
adalah bioreaktor pertumbuhan tersuspensi karena pertumbuhan tersuspensi
inimenguntungkan daripada sistem bioreaktor pertumbuhan melekat. Beberapa
keuntungan yang diperoleh yaitu tidak memerlukan media pendukung untuk
pertumbuhan mikrobia dan tidak mudah tersumbat. Selain itu system bioreaktor
pertumbuhan tersuspensi memiliki rancangan bangun yang sederhana, murah dan
mudahdioperasikan serta kestabilan biomassanya tinggi. Disain bioreaktor yang
memenuhi karakteristik tersebut adalah bioreaktor berpenyekat anaerob. Karena
memiliki rasio waktu tingga biomassa dengan waktu tinggal hidraulik lebih besar
dari pada bioreaktor tercampur sempurna.
Dalam
percobaan limbah cair yang digunakan adalah limbah cair sintetik dengan
komposisi tertentu. Variabel proses yang digunakan yakni 3 l / hari, 6 l /
hari, 12 l/ hari, 24 l/ hari, 32 l/hari dengan beban organik 0,8 ; 1,6 ; 3,2 ;
6,4 ; dan 8,6 kg COD / m3 hari dan dilakukan di ph 6 ± 0,2 dengan
temperature 35 ± 1 °C. hal yang diamati adalah COD total, konsentrasi biomassa
sebagai VSS dan biogas. Metode analisa dengan metoda standar. Sedangkan, volume
gas dengan metoda penampungan dengan larutan NaCl jenuh dan dianalisa dengan
kromatografi gas.
Dari
hasil perhitungan keseimbangan COD yang tersisih pada waktu tinggal biomassa
tertentu relative baik terhadap nilai COD yang berubah menjadi produk biogas
dan biomassa. ,konsentrasi setengah jenuh disebabkan adanya perbedaan substrat
yang digunakan dan konsentasi substrat yang diberikan. Apabila konsentrasi
substrat tinggi akan menyebabkan konsentrasi setengan jenuh tinggi, percobaan konsentrasi setengah jenuh (Ks) lebih tinggi daripada penelitian Ahmad
(2001). Laju pertumbuhan spesifik maksimum (μm)berbeda dengan penelitian
sebelumnya walaupun menggunakan bibit yang sama-sama dari kotoran sapi, hal ini
disebabkan perbedaan substrat yang digunakan dan konsentrasi substrat yang
diberikan. Apabila konsentrasi substrat tinggi maka menjadi tinggi perolehan
biomassa tidakberbeda jauh dari penelitian sebelumnya. Demikian juga dengan
laju kematian tidak berbeda jauh sedangkan laju pemanfaatan substrat maksimum
(k) lebih tinggi.
Dalam
validasi data berdasarkan kesalahan relaitif antara total COD tersisihkan
dengan total COD termanfaatkan menjadi biogas dan biomassa relative kecil dari
10%. Dengan demikian, parameter kinetika dapat digunakan dalam perancangan
system bioreaktor berpenyekat anaerob untuk pengolahan limbah cair pabrik
kelapa sawit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar