Rabu, 29 Agustus 2012


RESUME
Penentuan Parameter Kinetika Proses Biodegradasi Anaerob Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit”

Pada industry pabrik kelapa sawit , minyak dan lemak merupakan komponen pencemar utama. Dalam usaha biodegradasi limbah minyak dan lemak berlangsung lintasan yang menggunakan bakteri anaerob sebagai biodegradator. Proses biodegradasi yang melibatkan bakteri anaerob tersebut melalui 4 proses yakni: proses hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis dan metanogenesis.
Menurut Ahmad (2001), terdapat suatu model kinematika yang disusun berdasarkan proses biodegradasi pada tahap hidrolisis dan pembentukan gas metan. Model ini berdasarkan asumsi adanya aktivitas dari distribusi mikrobia. Menurut Shieh (1985), proses biodegradasi anaerob tanpa melibatkan proses hidrolisis dapat terjadi, dan hal ini digunakan untuk menentukan parameter kinematika . Parameter kinematika sangat penting untuk menentukan waktu konstanta laju pertumbuhan mikrobia maksimum untuk menentukan waktu tinggal biomassa minimum. Waktu tinggal biomassa minimum merupakan titik kritis pengoperasian bioreaktor dalam pengolahan limbah industri kelapa sawit. Sistem bioreaktor yang dipilih adalah bioreaktor pertumbuhan tersuspensi karena pertumbuhan tersuspensi inimenguntungkan daripada sistem bioreaktor pertumbuhan melekat. Beberapa keuntungan yang diperoleh yaitu tidak memerlukan media pendukung untuk pertumbuhan mikrobia dan tidak mudah tersumbat. Selain itu system bioreaktor pertumbuhan tersuspensi memiliki rancangan bangun yang sederhana, murah dan mudahdioperasikan serta kestabilan biomassanya tinggi. Disain bioreaktor yang memenuhi karakteristik tersebut adalah bioreaktor berpenyekat anaerob. Karena memiliki rasio waktu tingga biomassa dengan waktu tinggal hidraulik lebih besar dari pada bioreaktor tercampur sempurna.
Dalam percobaan limbah cair yang digunakan adalah limbah cair sintetik dengan komposisi tertentu. Variabel proses yang digunakan yakni 3 l / hari, 6 l / hari, 12 l/ hari, 24 l/ hari, 32 l/hari dengan beban organik 0,8 ; 1,6 ; 3,2 ; 6,4 ; dan 8,6 kg COD / m3 hari dan dilakukan di ph 6 ± 0,2 dengan temperature 35 ± 1 °C. hal yang diamati adalah COD total, konsentrasi biomassa sebagai VSS dan biogas. Metode analisa dengan metoda standar. Sedangkan, volume gas dengan metoda penampungan dengan larutan NaCl jenuh dan dianalisa dengan kromatografi gas.
Dari hasil perhitungan keseimbangan COD yang tersisih pada waktu tinggal biomassa tertentu relative baik terhadap nilai COD yang berubah menjadi produk biogas dan biomassa. ,konsentrasi setengah jenuh disebabkan adanya perbedaan substrat yang digunakan dan konsentasi substrat yang diberikan. Apabila konsentrasi substrat tinggi akan menyebabkan konsentrasi setengan jenuh tinggi,  percobaan konsentrasi setengah jenuh  (Ks) lebih tinggi daripada penelitian Ahmad (2001). Laju pertumbuhan spesifik maksimum (μm)berbeda dengan penelitian sebelumnya walaupun menggunakan bibit yang sama-sama dari kotoran sapi, hal ini disebabkan perbedaan substrat yang digunakan dan konsentrasi substrat yang diberikan. Apabila konsentrasi substrat tinggi maka menjadi tinggi perolehan biomassa tidakberbeda jauh dari  penelitian sebelumnya. Demikian juga dengan laju kematian tidak berbeda jauh sedangkan laju pemanfaatan substrat maksimum (k) lebih tinggi.
Dalam validasi data berdasarkan kesalahan relaitif antara total COD tersisihkan dengan total COD termanfaatkan menjadi biogas dan biomassa relative kecil dari 10%. Dengan demikian, parameter kinetika dapat digunakan dalam perancangan system bioreaktor berpenyekat anaerob untuk pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar