Rabu, 03 Februari 2010

kalsifikasi pada ekor kadal

Kadal ( Mabouya multifasciata Kuhl ) yang merupakan anggota lacertilia mempunyai cara perlindungan diri dengan autotomi ekor, yaitu putusnya ekor pada tempat-tempat tertentu disepanjang ekor yang disebut sebagai dataran autotomi. Ekor kadal yang telah mengalami autotomi dapat tumbuh lagi menjadi ekor baru yang bentuk dan ukurannya hampir sama dengan ekor semula, atau sering disebut proses regenerasi ekor.

Ekor anggota lacertilia tersusun dari deretan tulang belakang (vertebrae caudales), medulla spinalis yang terletak dalam canalis vertebralis, jaringan lemak perivertebral, lapisan otot, pembuluh darah, serabut saraf dan kulit serta sisik. ( White, 1925 : Soesilo, 1999).

Berbagai penelitian dilakukan untuk meneliti kemampuan autotomi dan regenerasi ekor pada hewan anggota lacertilia, dalam hal ini kadal. Selain itu, penelitian terhadap kadal juga bertujuan untuk mengetahui klsifikasi yang terjadi pada skeleton aksial regenerat ekor kadal.

Penelitian dilakukan dengan cara : empat puluh delapan kadal jantan dewasa berekor asli ekornya diautotomi, dipelihara dan dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai lama waktu pemeliharaannya yaitu : kelompok I terdiri dari 12 kadal dengan regenerat ekor berumur 4 minggu, kelompok II terdiri dari 12 kadal dengan regenerat ekor berumur 5 minggu, kelompok III terdiri dari 12 kadal dengan regenerat ekor berumur 6 minggu dan kelompok IV terdiri dari 12 kadal dengan regenerat ekor berumur 12 minggu.

Penulangan yang terjadi pada skeleton aksial diamati secara makroskopik pada preparat utuh regenerasi ekor dengan pewarnaan Alizarin Red S-Alcian Blue metode Inouye. Dengan metode ini tulang akan berwarna merah dan tulang rawan berwarna biru. Sedangkan ada tidaknya kalsium pada skeleton aksial regenerasi ekor diamati secara mikroskopik dari preparat irisan melintang regenerat ekor menggunakan metode parafin pewarnaan perak nitrat von kossa. Dengan metode ini kossa kalsium terlihat sebagai endapan hitam. Pengamatan secara makroskopik memberikan hasil pada preparat utuh regenerat ekor 4 minggu terlihat seluruh skeleton regenerat ekor berwarna biru. Ini menunjukkan skeleton regenerat ekor belum mengalami penulangan tapi masih berupa tulang rawan. Tabung tulang rawa tersebut sebagai pengganti vertebrata pada regenerat ekor. Pada preparat utuh regenerat ekor berumur 5 minggu tampak berwarna biru kemerahan pada bagian anterior. Adanya warna merah menunjukkan proses penulangan sudah menyeluruh, berarti seluruh bagian skeleton sudah mengalami penulangan. Begitu pula pada regenerat ekor umur 12 minggu. Perbedaannya regenerat ekor berumur 6 minggu berwarna merah muda dan regenerat ekor umur 12 minggu berwarna merah tua.

Warna merah dari pewarnaan dengan Alizarin Red S dihasilkan dari ikatan zat warna tersebut dengan ion kalsium. Oleh karena itu warna merah merupakan daerah terjadinya klasifikasi pada tabung tulang rawan regenerat ekor. Komponen tulang telah mengalami penulangan secara sempurna apabila intensitas warna yang dihasilkan Alizarin Red S relatif tinggi (merah) dan penulangan dianggap kurang sempurna jika warna yang dihasilkan terang (merah muda).

Pengamatan secara mikroskopik yang dilakukan dengan teknik histokimia yaitu menggunakan pewarnaan perak nitrat von kossa untuk mendeteksi adanya fosfat dan karbonat yang merupakan anion dari garam-garam kalsium sehingga dapat diketahui ada tidaknya kalsium pada regenerat ekor kadal. Prinsip teknik ini adalah penggantian ikatan garam kalsium (kalsium fosfat dan kalsium karbonat) pada matrik tulang rawan menjadi ikatan garam-garam perak yang apabila terkena sinar matahari akan tereduksi menjadi endapan perak yang berwarna hitam.

Pengamatan secara mikroskopik ini diketahui bahwa pada irisan melintang regenerat ekor berumur 4 minggu tidak menunjukkan adanya endapan hitam, berarti pada tabung tulang rawan belum terjadi kalsifikasi. Pada irisan tabung tulang rawan regenerat ekor berumur 5 minggu sudah terdapat endapan hitam pada daerah sisi luar dan sisi dalam, yang mana endapan pada sisi luar lebih luas dari pada dalam. Hal ini menunjukkan proses kalsifikasi diawali dengan penimbunan garam-garam kalsium pada sebagian daerah sisi dalam dari tabung tulang rawan regenerat ekor. Pada regenerat ekor berumur 6 minggu garam-garam kalsium sudah meluas keseluruh sisi luar dan sisi dalam dari tabung tulang rawan yang tampak sebagai warna hitam, sedangkan pada regenerat ekor berumur 12 minggu endapan hitam terlihat lebih padat dibanding pada regenerat ekor umue 6 minggu. Hal ini menunjukkan proses kalsifikasi tulang pada regenerat ekor 12 minggu lebih sempurna dibanding umur 6 minggu.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penulangan secara endokondralis diawali dengan kalsifikasi pada sebagian sisi dalam dan sebagian sisi luar tabung tulang rawan regenerat ekor pada umur 5 minggu. Pada regenerat ekor umur 6 dan 12 minggu kalsifikasi sudah meluas keseluruh sisi dalam dan sisi luar tabung tulang rawan ekor.1

Struktur Batang Sekunder


Pendahuluan
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Pembahasan
Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini merupakan khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa dikotil menerna dan kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat diantara xylem dan floem disebut cambium pembuluh(intravaskuler). SementarA,cambium yang terdapat pada berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh(intervaskuler).
Cambium mengadakan dilatasi,yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Kearah dalam cambium membentuk xylem sekunder,sedangkan kearah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut dengan jaringan sekunder.
Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe:
1. sel inisial menggelendong,yang selnya memanjang dan berujung runcing. Misalnya pada batang Sequoia sempervires yang tuasel
2. inisial bersinar,yang selnya banyak dan lebih kecil dari inisial menggelendong
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada bataang yang muda. Unsure yang berorientasi memaNjang kedalam organ,seperti unsure trakea,serabut,parenkim xylem,floem dan unsure tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ yang berkembang dari sel inisial jari-jari. Sel cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujur. Apabila cambium aktif,wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Namun apabila sedang dorman maka hanya terdiri dari satu lapisan sel saja.
Pada Gymnospermae,bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin. Pada Monocotyledonnaeae tidak terdapat pertumbhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada batang yang masih muda,titik tumbuh kecil,tapi semakin lama akan semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat mengalami perbesaran,misalnya pada tumbuhan Palmae. Jadi pembesaran tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder,tapi disebabkan karena melebarnya titik tumbuh.
Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen dan terletak disebelah bawah dari jaringan epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam disebut feloderm yang merupakan sel-sel hidup, sedangkan sel gabus yang dibentuk ke arah luar disebut felem dan merupakan sel-sel mati, dengan bentuk sel kotak, dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, serta bersifat impermeabel (tidak tembus air ).
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.
Kesimpulan
1. Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat.
2. Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus yang ada dibawah epidermis
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,Hartanto,dkk.6. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya
Woelaningsih,Sri. Diktat Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Laboratorium Anatomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gajah Yogyakarta

reproduksi tumbuhan dalam konsep ilmu tauhid

A. Pendahuluan

Allah SWT menciptakan makhluk hidup di bumi ini dengan berpasang-pasangan tidak terkecuali tumbuhan. Tumbuhan sepertihalnya manusia dan hewan juga terdiri dari jenis kelamin jantan dan jenis kelamin betina. Hanya saja pada dunia tumbuhan bentuk jenis kelaminnya agak berbeda,ada bunga jantan dan ada pula bunga betina. Di dalam bunga terdapat alat yang fertile yang dapat di gunakan untuk reproduksi yaitu dalam bunga jantan terdapat benang sari (stamen) ,sedangkan pada bunga betina terdapat putik (pistil) alat kelamin dapat di temukan pada satu tumbuhan (monoceus) dan dapat pula terdapat pada tanaman yang berbeda (dioceus) pada tanaman yang memiliki 2 alat kelamin dalam satu pohon,alat kelamin malah terdapat pada satu tandan bunga.

Perbanyakan tumbuhan atau regenerasi tidak selalu melalui perkawinan antarabunga jantan dan bunga betina,atau kita kenal dengan reproduksi secara generatif. Perbanyakan dapat dilakukan dengan vegetatif,misalnya stek,okulasi,enten dan lain-lain. Adapula yang melakukan reproduksi secara pembelahan(konjugasi),sampai ada yang melakukan dengan kultur jaringan.

Perbanyakan secara generatif terjadi ketika sel betina dibuahi oleh sel jantan. Setiap jenis dan macam tumbuhan memiliki perbedaan sifat. Bentuk bunga jantan dan bunga betina(inflores-sense) tidak sama,metode persilangan atau perkawinannya berbeda satu sama lain.demikian cara pembuahannya. Dalam pembuahan akan menghasilkan buah yang dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi biji. Biji akan berkembang dan akan tumbuh menjadi individu baru. Kalau kita perhatikan ciptaan Allah yang ada di dunia ini,semua diciptakan secara berpasangan dan semua berada dalam keseimbangan. Allah tidak akan mungkin hanya menciptakan 1 jenis kelamin saja dalam spesies kalau spesies tersebut tidak memiliki cara regenerasi selain pembuahan. Dengan memperhatikan hal itu,sudah cukup membuat kita mengagumi kebesaran Allah SWT.

B. Perkawinan Tumbuhan

Bunga merupakan organ yang dianggap serupa dengan cabang yang daun-daunnya merapat satu sama lain,sehingga bagian-bagian bunga di anggap berasal dari daun. Bagian bunga yang menghasilakan megaspora disebut gynaecium,yang tersusun oleh karpela. Karpela ini secara tersendiri atau bersama-sama membentuk ovarium,stilus dan di ujungnya stigma. Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji yang terikat oleh plasenta pada bakal buah.

Bagian bunga yang menghasilkan mikrospora di sebut androecium yang disusun oleh satuan-satuan yang disebut stamen(benang sari) dan terdiri dari tangkai benang sari(filamen) dan kepala sari(antera). Antera disusun oleh 2 teka yang masing-masing mengandung 2 lokuli(ruang sari) yang berisi pollen. Bagian yang menghubungkan 2 teka disebut konektivum.

Kita perlu ingat bahwa reproduksi terjadi dalam alam tumbuh-tumbuhan dengan dua cara sexual dan asexual. Sesungguhnya yang dapat kita namakan reproduksi itu hanya yang terjadi dengan cara sexual, karena reproduksi semacam itu menunjukkan proses biologi yang bertujuan untuk melahirkan individu baru yang sama dengan individu yang melahirkan.

               Adapun  reproduksi  asexual  hanya  merupakan  pergandaan, karena  reproduksi  semacam  itu  terjadi  dengan  pembagian sesuatu   organisme.  Sesudah  organisme  itu  terpisah,  ia mengalami perkembangan yang akan menjadikannya  sama  dengan induknya.  Guilliermond dan Mangenot menganggap hal tersebut sebagai kasus pertumbuhan yang istimewa. Contoh yang  sangat sederhana  dapat kita jumpai dalam hal seperti berikut: Satu cabang daripada sesuatu tumbuh-tumbuhan dipotong, ditanam di tanah yang cukup mendapat air, cabang itu akan hidup sendiri dengan timbulnya akar-akar baru.  Ada  tumbuh-tumbuhan  yang mempunyai  anggauta  khusus untuk perkembangan tersebut, ada pula yang mengeluarkan anggauta baru yang menyesuaikan  diri seperti biji-biji (yang merupakan hasil reproduksi seksual).
               Reproduksi  sexual  daripada  tumbuh-tumbuhan terjadi dengan hubungan antara unsur-unsur jantan  dan  unsur-unsur  betina yang  bersatu  di  dalam  tumbuh-tumbuhan  itu  sendiri atau terpisah di tumbuh-tumbuh an lain. Reproduksi sexual itul ah
yang disebutkan dalam Qur-an.
                

Baik bunga jantan dan bunga betina mempunyai alat fertile yang dapat menghasilkan mikrospora dan megaspora. Keduanya mempunyai peranan penting dalam pembuahan. Pembuahan adalah jatuhnya tanglai sari,ke kepala putik dan dilanjutkan pertemuan gamet pada keduanya. Selanjutnya gamet akan berubah menjadi zigot yang akan berkembang. Pada bunga,proses penyerbukan dibantu oleh adanya angina yang akanmenyebarkan pollen hingga akan masuk dalam sel ovum. Selain dengan bantuan angin. Juga dibantu oleh hewan dan juga dibantu oleh manusia dan air. Penyerbukan yang dibantu hewan contohnya,dengan menarik serangga dengan adanya petal yang warnanya berwarna-warni ataupun menghasilkan nectar yang sangat disukai oleh serangga. Pollen secara tidak sengaja akan menempel pada kaki-kaki serangga. dan akan dibawa ke putik.

Selain dari pertemuan antara gamet jantan dan betina,factor lain yang menentukan terjadinya pembuahan adalah:

ΓΌ Sel telur dan serbuk sari harus sama-sama matang fisiologis untuk siap kawin. Kalau sebutir serbuk sari kebeulan mendapatkan sel telur yang masih belum matang,tidak akan ada proses pembuahan

Di alam banyak jenis tumbuhan,jadi banyak pula serbuk sari yang berterbangandi bawa angin. Di pihak lain banyak pula jenis bunga betina yang menunggu serbuk sari. Jika kebetulan tidak bertemu bunga jantan dan bunga betina yang sejenis,tak akan terjadi pembuahan
               Kita mengetahui bahwa "buah" adalah hasil proses  reproduksi daripada   tumbuh-tumbuhan  tingkat  tinggi  yang  mempunyai organisasi  (susunan  anggota)  yang  lengkap  dan   sangat kompleks.  Tahap  sebelum  menjadi  buah adalah bunga dengan anggota jantan (etamine)  dan  betina  (ovules).  Ovul  ini setelah  menerima  "pollen"  menghasilkan buah, dan buah itu sesudah matang menghasilkan biji. Tiap-tiap buah  mengandung arti  tentang  adanya  anggauta  jantan  dan anggota betina. Inilah yang dimaksudkan oleh ayat tersebut di atas.Tetapi kita harus ingat bahwa  dalam  beberapa  pohon,  buah dapat  dihasilkan  oleh  bunga  yang  tidak  dikawin seperti pisang, beberapa macam ananas, tin (fique), orange dan  buah anggur.   Buah   tersebut  tidak  berasal  dari  pohon  yang mempunyai jenis seks.
               Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya  biji,setelah  terbukanya  tutup  luar (yang mungkin juga terpadat dalam  biji).  Terbukanya  tutup   luar   itu   memungkinkan keluarnya  akar  yang  akan  menyerap  makanan  dari  tanah. Makanan  itu  perlu  untuk   tumbuh-tumbuhan   yang   lambat pertumbuhannya,  yaitu  untuk  berkembang  dan  menghasilkan individu baru. Suatu ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini.

Selanjutnya biji tersebut,bila menemukan media yang baik akan berkecambah,lalu mengulangi kembali proses pertumbuhan seperti induknya. Biji akan menyebar kemana-mana dengan dibantu oleh angina,air,dan burung. Banyak yang akan tumbuh tapi tidak sedikit pula yang akan mati karena jatuh pada tempat yang kering atau terlalu basah. Ada pula yang dapat bertahan untuk beberapa waktu atau ada pula yang mengalami dormancy.

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup,(yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah,maka mengapa kamu masih berpaling?”

Dalam ayat ini Allah menunjukkan kekuasaannya dengan menumbuhkan butir tumbuhan dan buah-buahan. Dia menumbuhkan segala sesuatu yang hidup dari yang mati. Yaitu tumbuhan yang hidup itu tumbuh karena ada benda mati seperti tanah,air dan udara.

Sementara menumbuhkan segala sesuatu yang mati dari yang hidup. Biji-biji yang kita anggap mati itu berasal dari yang hidup. Biji atau benih dianggap sebagai benda mati,namun walaupun tersimpan pada waktu yang lama dapat hidup apabila di supply dengan adanya air. Secara fifik benih akan menyerap air,hingga sel-selnya bertambah besar,lebih renggang dan lunak. Sedang secara kimia,mungkin telah terjadi suatu reaksi tertentu antara senyawa tertentu dalam benih dengan air dan akan menghasilkan sel-sel yang dapat hidup. Sebagai benda hidup maka embrio akan mulai bernapas,yang tentunya akan membutuhkan oksigen. Pertumbuhan pertama dimulai dengan pecahnya biji,lalu keluarlah plumula/ daun pertama dan mulai terbentuk akar.

                
               Kita dapat mengadakan hipotesa  sebanyak-banyaknya  mengenai arti  hal-hal  yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di  dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling  besar,  baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang  dijelaskan  dalam  ayat  itu secara  gamblang  dan  untuk  mengetahui  bahwa  kita  tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
 
 
 
 
C. KESIMPULAN
               Allah SWT  menciptakan makhluk hidup di bumi ini dengan berpasang-pasangan tidak terkecuali tumbuhan. Reproduksi  terjadi  dalam  alam tumbuh-tumbuhan  dengan dua  cara  sexual  dan  asexual. Reproduksi  sexual  daripada  tumbuh-tumbuhan terjadi dengan hubungan antara unsur-unsur jantan  dan  unsur-unsur  betina yang  bersatu  di  dalam  tumbuh-tumbuhan  itu  sendiri atau terpisah di tumbuh-tumbuhan lain Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya  biji,setelah  terbukanya  tutup  luar (yang mungkin juga terpadat dalam  biji). Dengan adanya biji tumbuhan dapat melakukan regenerasi keturunan selanjutnya sekaligus melestarikan jenisnya.
 
DAFTAR PUSTAKA
S,Darwis.2004.Dasar-Dasar Ilmu Pertanian Dalam Al Quran.Bandung:IPB Press
 
Woelaningsih,Sri. Diktat Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta :Laburatorium Anatomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada  
 
Sumardi,Issirep. Buku  Pegangan Embriologi Tumbuhan. Yogyakarta: Labolatorium Mikroteknik dan Embriologi Tumbuhan Fakultas Biologii Universitas Gajah Mada